“Persahabatan bagai kepompong……
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu…….
Persahabatan bagai kepompong…
na..na..na..na..na..na..na..naaaa……………”
Kutipan di atas adalah potongan lirik lagu Kepompong, yang dibawakan oleh band Sindentosca. Ya, tentu kita semua pernah mendengar, bahkan tak sedikit dari kita yang hafal liriknya. Memang lagu ini sempat memberi warna berbeda dalam sejarah musik di Indonesia. Penggunaan judul dan lirik yang bertemakan persahabatan menjadi daya tarik tersendiri ditengah persaingan musik yang identik dengan tema percintaan.
Sahabat, mungkin sebagian besar dari kita memilikinya. Tetapi, apa sahabat kalian adalah sahabat yang sejati? Yang ada disaat kalian senang ataupun sedih, memberi dukungan dan semangat disaat kalian sedang terpuruk, atau menjadi pelindung untuk kalian. Nah, untuk pertanyaan yang satu ini mungkin kalian harus berfikir dan mengingatnya kembali.
Usia saya 17 tahun, sejak 8 tahun yang lalu saya memiliki banyak sahabat. Ya, bermula dari teman sekolah dasar saya di Pelaihari. Saya masih ingat, dulu kami membentuk sebuah geng yang kami beri nama Blueb’s (karena pada saat itu kami semua menyukai warna biru). Persahabatan kami terasa sangat menyenangkan. Semua masalah yang ada kami hadapi bersama. Semua penuh canda dan tawa khas anak-anak seumuran kami. Gelak tawa terkadang terlepas jika kami mulai melontarkan kata-kata yang menggelitik perut. Memang tak begitu lucu jika canda kami didengar orang-orang, tapi inilah kami, yang selalu bisa tertawa lepas tanpa ada beban fikiran.
Waktu berlalu, sekarang saya menduduki bangku SMA di Banjarmasin. Hampir 3 tahun sudah saya menuntut ilmu disini, di sekolah kebanggaan saya, SMA Negeri 2 Banjarmasin. Kembali saya menemukan beberapa sahabat, tak banyak memang, tapi saya cukup merasakan arti persahabatan disini.
Masa muda adalah masa yang paling indah, begitu kata orang-orang. Masa mudaku berawal di sekolah ini dengan mendapat sahabat baru. Senang rasanya, sungguh sayang jika masa ini terlewat tanpa pengalaman bersama sahabat kita.
Kalian tentu tahu pasti bahwa disaat kita mendapat masalah dalam percintaan atau masalah dalam keluarga, kita akan membaginya dengan sahabat-sahabat kita. Tak harus membantu menyelesaikan, hanya semangat dan dukungan dari sahabat yang kita perlukan saat itu.
Sedikit berbagi pengalaman, sejauh ini saya menjumpai beberapa karakter sahabat. Ada yang benar-benar baik dan ada yang hanya mengambil keuntungan dari persahabatan yang terjalin.
Saya katakan persahabatan itu ada 2 macam, ada kepompong dan benalu. Terdengar aneh dan agak menggelitik. Bagaimana persahabatan yang dikatakan seperti kepompong itu? Persahabatan kepompong adalah persahabatan yang terjalin karena didasari oleh sikap saling membantu, saling berbagi, saling menyayangi dan berusaha membuat persahabatan itu sendiri menjadi indah. Bagai kepompong yang mengubah ulat menjadi kupu-kupu, kepompong menjadi fase penting dalam kehidupan ulat yang ingin terbang bebas seperti kupu-kupu. Begitu pula kita, kita harus menjalani fase-fase kehidupan dengan berharap nantinya kita akan menemui suatu penyelesaian yang baik. Fase inilah yang dapat sekaligus menjadi alat penyeleksi bagi sahabat-sahabat kita. Kita akan mengetahui apa tujuan mereka dalam menjalin persahabatan, apakah memang untuk berbagi dan pembangun motivasi, atau hanya acuh pada masalah yang sedang kita hadapi tanpa mau diajak berbagi.
Persahabatan yang kedua adalah persahabatan benalu. Seperti benalu, hidupnya hanya menyusahkan, tanpa memberikan manfaat bagi sekitarnya. Jenis sahabat yang seperti inilah yang harus kita hindari. Biasanya mereka hanya menyusahkan kita, minta traktir makan, atau lebih parah mereka berniat menjerumuskan kita pada hal-hal negatif, contohnya bolos, mengkonsumsi narkoba, seks bebas, dan hal buruk lainnya.
Banyak fakta yang terjadi selama kita menjalin persahabatan. Misalnya sahabat yang hanya ingin memanfaatkan harta kita, banyak kasus seperti ini, rela saja mereka menjadi pesuruh asalkan diberi imbalan berupa uang atau hanya sekedar traktiran makan di kantin. Atau sahabat yang memanfaatkan kecerdasan kita untuk membantunya dalam mengerjakan soal-soal ulangan di sekolah. Ada pula yang hanya ingin nebeng mobil untuk pergi ke sekolah, yang padahal nebeng kekayaan temannya juga (yang padahal nebeng kekayaan orang tuanya juga, hhhaaaa).
Yang perlu kita ingat adalah dalam memilih sahabat, kita harus benar-benar selektif. Ketahui dengan pasti tujuannya bersahabat dengan kita. Namun, jangan hanya sibuk menyeleksi sahabat yang benar-benar baik, tetapi kita juga harus membenahi diri, bagaimana agar kita menjadi seorang sahabat yang baik pula untuk sahabat-sahabat kita.
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu…….
Persahabatan bagai kepompong…
na..na..na..na..na..na..na..naaaa……………”
Kutipan di atas adalah potongan lirik lagu Kepompong, yang dibawakan oleh band Sindentosca. Ya, tentu kita semua pernah mendengar, bahkan tak sedikit dari kita yang hafal liriknya. Memang lagu ini sempat memberi warna berbeda dalam sejarah musik di Indonesia. Penggunaan judul dan lirik yang bertemakan persahabatan menjadi daya tarik tersendiri ditengah persaingan musik yang identik dengan tema percintaan.
Sahabat, mungkin sebagian besar dari kita memilikinya. Tetapi, apa sahabat kalian adalah sahabat yang sejati? Yang ada disaat kalian senang ataupun sedih, memberi dukungan dan semangat disaat kalian sedang terpuruk, atau menjadi pelindung untuk kalian. Nah, untuk pertanyaan yang satu ini mungkin kalian harus berfikir dan mengingatnya kembali.
Usia saya 17 tahun, sejak 8 tahun yang lalu saya memiliki banyak sahabat. Ya, bermula dari teman sekolah dasar saya di Pelaihari. Saya masih ingat, dulu kami membentuk sebuah geng yang kami beri nama Blueb’s (karena pada saat itu kami semua menyukai warna biru). Persahabatan kami terasa sangat menyenangkan. Semua masalah yang ada kami hadapi bersama. Semua penuh canda dan tawa khas anak-anak seumuran kami. Gelak tawa terkadang terlepas jika kami mulai melontarkan kata-kata yang menggelitik perut. Memang tak begitu lucu jika canda kami didengar orang-orang, tapi inilah kami, yang selalu bisa tertawa lepas tanpa ada beban fikiran.
Waktu berlalu, sekarang saya menduduki bangku SMA di Banjarmasin. Hampir 3 tahun sudah saya menuntut ilmu disini, di sekolah kebanggaan saya, SMA Negeri 2 Banjarmasin. Kembali saya menemukan beberapa sahabat, tak banyak memang, tapi saya cukup merasakan arti persahabatan disini.
Masa muda adalah masa yang paling indah, begitu kata orang-orang. Masa mudaku berawal di sekolah ini dengan mendapat sahabat baru. Senang rasanya, sungguh sayang jika masa ini terlewat tanpa pengalaman bersama sahabat kita.
Kalian tentu tahu pasti bahwa disaat kita mendapat masalah dalam percintaan atau masalah dalam keluarga, kita akan membaginya dengan sahabat-sahabat kita. Tak harus membantu menyelesaikan, hanya semangat dan dukungan dari sahabat yang kita perlukan saat itu.
Sedikit berbagi pengalaman, sejauh ini saya menjumpai beberapa karakter sahabat. Ada yang benar-benar baik dan ada yang hanya mengambil keuntungan dari persahabatan yang terjalin.
Saya katakan persahabatan itu ada 2 macam, ada kepompong dan benalu. Terdengar aneh dan agak menggelitik. Bagaimana persahabatan yang dikatakan seperti kepompong itu? Persahabatan kepompong adalah persahabatan yang terjalin karena didasari oleh sikap saling membantu, saling berbagi, saling menyayangi dan berusaha membuat persahabatan itu sendiri menjadi indah. Bagai kepompong yang mengubah ulat menjadi kupu-kupu, kepompong menjadi fase penting dalam kehidupan ulat yang ingin terbang bebas seperti kupu-kupu. Begitu pula kita, kita harus menjalani fase-fase kehidupan dengan berharap nantinya kita akan menemui suatu penyelesaian yang baik. Fase inilah yang dapat sekaligus menjadi alat penyeleksi bagi sahabat-sahabat kita. Kita akan mengetahui apa tujuan mereka dalam menjalin persahabatan, apakah memang untuk berbagi dan pembangun motivasi, atau hanya acuh pada masalah yang sedang kita hadapi tanpa mau diajak berbagi.
Persahabatan yang kedua adalah persahabatan benalu. Seperti benalu, hidupnya hanya menyusahkan, tanpa memberikan manfaat bagi sekitarnya. Jenis sahabat yang seperti inilah yang harus kita hindari. Biasanya mereka hanya menyusahkan kita, minta traktir makan, atau lebih parah mereka berniat menjerumuskan kita pada hal-hal negatif, contohnya bolos, mengkonsumsi narkoba, seks bebas, dan hal buruk lainnya.
Banyak fakta yang terjadi selama kita menjalin persahabatan. Misalnya sahabat yang hanya ingin memanfaatkan harta kita, banyak kasus seperti ini, rela saja mereka menjadi pesuruh asalkan diberi imbalan berupa uang atau hanya sekedar traktiran makan di kantin. Atau sahabat yang memanfaatkan kecerdasan kita untuk membantunya dalam mengerjakan soal-soal ulangan di sekolah. Ada pula yang hanya ingin nebeng mobil untuk pergi ke sekolah, yang padahal nebeng kekayaan temannya juga (yang padahal nebeng kekayaan orang tuanya juga, hhhaaaa).
Yang perlu kita ingat adalah dalam memilih sahabat, kita harus benar-benar selektif. Ketahui dengan pasti tujuannya bersahabat dengan kita. Namun, jangan hanya sibuk menyeleksi sahabat yang benar-benar baik, tetapi kita juga harus membenahi diri, bagaimana agar kita menjadi seorang sahabat yang baik pula untuk sahabat-sahabat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar